Pada suatu Masa, terbanglah Naga-naga dari Barat ciptaan Dewa Gelap Malam yang ditunggangi oleh Setan-setan, putra-putra Menzeg, untuk menyerang kekutan Terang di Timur. Berkatalah Loze kepada Neyel Pe, “Katakanlah kepada kaummu: ‘Sudah ditakdirkan oleh Sang Waktu, bahwa sebuah perang akan segera dimulai. Sebuah perang yang akan menentukan masa depan Dunia. Bersiaplah wahai Putra-putra Matahari, ambillah tongkatmu dan berjuanglah sebab Kegelapan telah bangkit di Barat, dan sekarang bersiap untuk menyerang Timur. Berikanlah seluruh hidupmu kepada Sang Terang, dan berperanglah demi namanya. Persembahkanlah perjuangan terbaikmu kepadanya, maka cahaya Jiwamu akan lebih terang daripada Matahari.
Di bawah pimpinan Umug Lez kamu akan mengangkat senjata, di bawah panji-panji Matahari yang selalu melindungi kamu. Nyalakanlah api pada tongkatmu, dan jagalah supaya cahayanya tidak lekas padam. Janganlah kamu mencoba berpaling daripadaku, terperosok ke dalam lubang Kegelapan seperti Menzeg. Tetapi berdirilah selalu memandang Sang Terang, pemberi Jiwa yang memberikanmu kehidupan.’
Tetapi aku, Sang Terang, memanggilmu dari antara mereka, dan memilihmu dari antara semua makhluk untuk melayaniku. Sebab telah kulihat betapa besar kesetiaanmu kepadaku. Dan sekarang aku telah berkenan kepadamu. Pergilah dari kaummu dan tinggalkanlah anak dan istrimu, datanglah kepadaku dan layanilah aku di Gunungku. Sebab aku akan memberikan Kebijaksanaan Suci kepadamu, sebagai imbalan atas pengabdianmu kepadaku.”
Maka sahut Neyel Pe, “Sesungguhnya seluruh hidupku hanyalah untuk melayanimu, ketika aku tertidur dan terjaga, aku tidak pernah berpaling daripadamu. Tetapi mungkinkah aku meninggakan mereka di masa-masa sulit? Membiarkan kaumku berjuang dalam Perang Besar ini. Mereka pasti akan merasakan kepedihan dan ketakutan, sebab kematian membayang-bayangi mereka di medan peperangan. Mereka mungkin akan berkata: ‘Ah, betapa bahagianya Neyel Pe sekarang, Berada bersama Sang Terang tanpa harus mengalami hal ini.’”
Jawab Sang Terang, “Ketahuilah bahwa aku habis berperang melawan Kegelapan, untuk merebut saudaramu yang tersesat itu darinya. Tetapi aku kalah dan ia juga mengambil sebagian Kekuatanku, sehingga aku memerlukan cahaya Jiwamu untuk memulihkanku. Beradalah di dekatku dan sembuhkanlah aku, sebab hanya cahaya Jiwamulah yang bisa melakukannya.”
Kata Neyel Pe, “Jika demikian kehendakmu, aku akan pergi, memberikan cahaya Jiwaku sebagai wujud pengabdianku. Aku akan melayanimu karena aku milikmu. Dan aku akan menghabiskan sisa umurku di Gunungmu.”
Kemudian Neyel Pe berkata memanggil seluruh kaumnya dan mengatakan apa yang telah dikatakan oleh Sang Terang kepadanya. Dan ia memanggil juga istrinya, beserta Uru Elzu dan Uru Enzu, putra-putra kembar yang terlahir untuknya untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya. Katanya, “Sang Terang memanggilku untuk menjadi pelayannya, sehingga aku tidak bisa berperang bersama kamu Dan aku akan meninggalkan kamu dan pergi ke Gunungnya untuk berbakti kepadanya di sepanjang sisa hidupku. Tetapi aku tidak akan melupakan kamu, saudara-saudaraku, dan aku akan selalu memohon kekuatan kepadanya, Sebab Kekuatan Terang yang bercahaya di dalam jiwamu yang akan memenangkan kamu dalam perang nanti.
Janganlah menangis, wahai istri dan anak-anakku, sebab Sang Terang akan selalu melindungiku dari bahaya. Tangisilah Dunia ini yang berada di ambang kehancuran, dan berjuanglah untuk mencegah hal itu terjadi. Selamatkanlah Dunia ini, kataku, selamatkanlah semua yang berada di dalamnya! Janganlah biarkan semua yang telah diciptakan binasa, dan jangan biarkan Kegelapan menguasainya.”
Setelah berkata-kata, datanglah Awan putih menjemputnya dan Angin menerbangkannya ke puncak Gunung Timur, di mana Sang Terang telah menunggunya. Putra-putra Niz melepasnya dengan rasa sedih sebab mereka kehilangan seorang saudara lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar